Selasa, 14 Februari 2012

Sebuah kehidupan

Akhir-akhir ini aku mulai menemukan banyak kisah yang sama dengan mamaku alami pada masa beliau masih ada di dunia ini. Seorang perempuan yang tulus dan iklas merawat anaknya dan jarang bertemu dengan suaminya. Bahkan percaya dengan suaminya yang berada jauh darinya. ternyata kepercayaan itu disalah artikan. Tetesan airmatanya tiap malam ada juga wanita yang mengalami hal sama dengan itu semua hanya bedannya seorang papa masih bertanggung jawab akan semua kebutuhan dan keperluan anaknnya meskipun beliau melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Melihat wanita yang disakiti dan tersakiti aku sunggu tak tega. Satu hal lagi kejam sekali lelaki memperlakukan wanita seenaknya saja. Bahkan karena dia tahu kalau istrinya begitu pinta mencari nafkah untuk membantu suami, Dia habiskan semua uangnya untuk keperluannya, untuk belanja untuk gengsi dan untuk sebuah kenaikan kelas. Miris sekali melihatnya. Anak-anak jauh dari perhatiannya dan sama sekali tak dipedulikannya kadang. pertanyaanku bagaimana seorang anak akan sayang kepada orang tuanya kalau didekati saja jarang, diajak jalan-jalan pun jarang bahkan yang ada anak harus di tuntut sebagus mungkin tanpa dia peduli bagaimana cara mendidiknya. kadang sunggu aneh jika melihatnya tapi ini benar-benar ada dan nyata adanya. Aku pernah merasakan kehidupan seperti itu dan sangat menyakitkan namun ketegaran ku dan adik-adikku yang membuat mama bernapas lega dan tak khawatir sedikitpun akan meninggalkan kita. Jauh dari rasa benci dengan seorang Ayah yang nyata-nyata sudah menyakiti dan memporak porandakan hati mamanya. tapi kami berjuang untuk selalu tegar dan menerima semua dengan lapang dada. namun kisah yang berbeda ini tak bisa seperti yang ada dalam kisah ku. Mereka sudah terlanjur membenci keberadaan orang tua mereka. yang mereka tahu hanya kasih sayang ibu. bahkan anak perempuannya begitu keras dan bersifat seperti ayahnya. sudah terbentuk oleh keadaan dan aku sadar itu maka bukan salah anak tapi kesalahan orang tua yang mengabaikan keberadaan anak di sampingnya Manusia tak ada yang bisa hidup sendiri. Karena ini mengingatkan aku akan kisah adik dari nenekku. Beliau ditinggalkan suaminya karena tak dikarunia'i seorang keturunan oleh Allah. sampai masa dia sakit susah payah mencari orang untuk mau menunggunya di rumah sakit. menyedihkan bukan. Apakah ada orang yang mau seperti nasib sama dengan adik nenekku. tak seorangpun mau bernasib seperti itu. bahkan banyak orang yang tidak menyukainya karena ke kikirannya. apakah ada yang mau, sampai ketika menjelang meninggal pun kesakitan.Menyedihkan bukan? Manusia hidup didunia ini tak kekal jadi sadarlah bagi para Pria yang mengabaikan istrinya dan para istri yang mengabaikan suaminya bahwa tidak ada kebahagian terindah kecuali keluarga yang utuh. Satu hal yang begitu ku syukuri adalah Allah mengijinkan aku untuk menggandung dan mempercayakan aku menjadi seorang Ibu dari keturunan ku kelak. walaupun 3 tahun lebih kami harus bersabar. namun aku berterima kasih karena setidaknya ketika aku tiada nanti atau tua nanti ada yang akan menjaga dan merawatku serta memandikan aku. Aku selalu berdoa semoga aku dan buah hati yang berada di kandunganku saat ini sehat selalu dan bayiku lahir selamat kedunia tanpa suatu kekurangan apapun. Sehat walafiat dan sempurna baik jasmani, rohani, fisik dan mentalnya. hargailah makna hidup teman karena kita hidup didunia ini tak lama hanya numpang saja. Kehidupan kita yang kekal dan abadi hanya di akhirat nantinya.