Selasa, 26 Agustus 2014
long distance relationship
menurut pandangan banyak orang hubungan jarak jauh itu memerlukan kepercayaan yang teramat besar kepada masing-masing pasangannya.
usia pernikahanku kini sudah berjalan enam tahun dan menuju ke tujuh tahun. aku tak pernah menyangka harus rela menghadapi keadaan long distance relationship ini yang selama ini tak pernah kubayangkan
kadang orang mudah saja bilang dengan keadaan sekarang ini akan lebih baik jika aku dikampung halamanku dan suamiku tetap mencari nafkah di kota besar. gampang simple ya sesimpel kalimatnya ya. selama hidupku sampai sekarang 31 tahun aku belum pernah merasakan apa itu kebahagian sejati apa ada itu sampai aku menemukan pasangan hidupku. walaupun begitu banyak cobaan menerpa tapi aku bahagia dan bersyukur mempunyai pasangan hidup seperti yang kumiliki saat ini
dalam kehidupan penuh dengan kekecewaan, ketidak percayaan dan amarah. masa lalu yang pahit aku menyebutnya. karena kebahagiaan tidak bisa dinilai dari materi bukan. apa saja aku peroleh tapi kebahagian dan kasih sayang hampir aku tak dapatkan setelah mamaku meninggal. pahit memang hidupku. semua itu menghantuiku dan membuat amarah yang besar namun pelan-pelan semua sirna luka itu hampir pundar karena itu tadi kebahagianku saat ini. mempunya keluarga kecil namun bahagia walaupun cobaan selalu ada tp kita menikmati hidup ini dan mensyukuri setiap cobaan.
Hubungan jarak jauh pun kami anggap itu adalah cobaan untuk kehidupan kami.walaupun awalnya sungguh berat apa lagi saat ini terasa sekali beratnya. mempunyai dua orang balita di kehidupanku itu anugerah terindah yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya apalagi mengingat perjalanan untuk mendapatkan buah hati tak mudah buatku.
kehamilan pertama kami harus berjuang untuk cek sana cek sini, test sana test sini. hingga akhirnya bisa memperoleh kehamilan. begitu juga di kehamilan yang kedua aku fikir akan lebih mudah ternyata ada juga cobaannya harus mengalami pendarahan hebat yang hampir saja mengambil nyawa buah hatiku. kembali lagi aku hanya manusia biasa saat malam menjelang tanpa adanya suami disini lah perjuanganmu dimulai. sikecil yang selalu tak nyenyak menjelang pagi, si kakak yang kadang2 menangis minta di gendong ataupun minta di pangku di malam hari. tanpa ada seseorang yang bisa menolong karena adik2ku sudah tertidur dijam-jam ini dan tak mungkin kan aku membangunkan tidur mereka karena aku juga tak tega. langsung muncul kalimat ya Allah aku ingin suamiku segera bersamaku disini karena semua akan jadi mudah kalau ada suami. bukan hanya itu air mata pun muncul dan langsung membayangkan keadaan kalau mama masih ada pasti aku tak akan berat menjalani semua ini karena aku yakin mama pasti menolongku.
kenapa aku bilang seperti itu mama dari dulu mendambakan cucu perempuan dan dua2nya adalah perempuan. yah aku anak perempuan satu2nya adikku dua orang adalah laki-laki. tak heran jika mama ingin cucu perempuan pada saat aku menikah kelak. coba kalau ada mama coba kalau ada mama. harusnya hal itu tak boleh terucap karena dia sudah bahagia di alam sana bersama papa. maafkan aku mama tapi keadaan ini membuat aku menjadi seorang yang lemah kadang dan memerlukan pelukanmu
tampak ngelantur tulisan bloq ini tidak jelas ujungnya. dari long distance relationship sampai entah menulis acak2kan. hahahhahaha.
kalau ada yang bilang long distance relationship is easy emmm aku ingin belajar itu. tapi menurutku tak mudah berhubungan jarak jauh dengan suami. walaupun kehidupan sulit tapi kalau ada suami disamping kita akan ada tempat bersandar disaat penat begitu juga sebaliknya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar