Sabtu, 18 Oktober 2014

curahan hati

Akhir-akhir ini dibingungkan dengan situasi hati yang tidak menentu. mau share ke adik sepertinya ngak akan ada solusi. bukan solusi yang didapet hal lain yang didapet yah begitulah kalau punya adik cowok. dengan sitauasi seperti ini pengen rasanya bekerja lagi disini tapi tapi bagaimana dengan dua bocah cantik ini. harus aku kemanakan mereka saat aku bekerja.dititip mbahnya kok ngak tega ya takut merepotkan mereka. keadaan belum juga berubah. kadang share sama Allah atas semua ini tapi masih ngak kuat juga kalau ngak dikeluarkan. ngak ingin mengingat masa lalu yang pahit tapi kalau keadaan seperti ini ngak diingat juga ingat dengan sendirinya. dalam hati memaki kenapa bokap nikah lagi dengan wanita yang tak tahu diri itu yang merengut semuanya dari kami. sekarang nol besar tapi hati sudah berusaha iklas, udah lia iklas udah lia maafkan kesalahan papa udah lia ngak boleh begitu sama papa tapi dalam keadaan seperti ini serasa ingin memaki papa. apa hal itu dosa dan apa hal itu boleh. durhaka sekali kayaknya ya secara papa udah ngak ada, papa udah damai disana bersama mama. tapi selalu balik lagi kalau papa masih ada ngak akan keadaan aku begini kalau papa masih ada semua akan indah dan baik2 saja. tapi apa iya apa mungkin apa justru akan sama saja. karena toh meski dia ada bahagia yang aku peroleh juga ngak lengkap. kenapa aku ngak bisa secuek adikku dalam menghadapi keadaan hidup ini, kenapa aku ngak bsa setenang adikku menghadapi permasalahan hidup ini. aku meresa hidup aku dari dulu penuh dengan tekanan. harus lulus tepat waktu harus begini harus begitu sementara aku belum sepenuhnya menikmati kebahagian untuk diriku sendiri. aku hanya manusia biasa kadang ada rasa seperti itu dalam hidupku selalu teringkat kisah pahit perjuangan di Jakarta untuk mencari kenyamanan hidup, harus mencoba berani walaupun sebenernya ngak berani. pulang kerja jam 11 malam sambil berjalan menyusuri pasar kebayoran lama semua pernah ku lakukan semua pernah ku alami. hingga semua keadaan mulai indah dan tenang. tapi pilihan tiba2 datang dan pilihannya adalah meninggalkan perkerjaan yang telah aku dapatkan demi seorang buah hati yang memang sudah lama aku dan suami nantikan. namun apa yang terjadi cobaan kembali menerpa tiada angin tiada hujan suamiku terlempar dari kantor kakaknya sendiri dimana sebelumnya aku sudah berkali2 berkata jangan kembali lagi jangan kembali tapi seperti biasa omonganku tak pernah dia dengar dari situ keadaan mulai pahit mulai penuh kesabaran mulai penuh keiklasan hingga dada ini kadang sesak karena semuanya aku harus pikir sendiri selain curhat ke Allah harus ke siapa aku cerita harus ke siapa aku mengeluh selain ke Allah karena dada ini sesak makin lama makin sesak. pikiran ini makin lama makin penat air mata sudah tak ada guna air mata karena air mata tak akan merubah keadaan hidupku. percuma menangis tiada guna menangis tak akan menyelesaiakan keadaan dan tak akan merubah keadaan. tapi bagaimana aku membuat semua ini kembali ke semula kembali ke keadaan biasanya Oh Tuhan apa yang harus aku perbuat apa yang harus aku lakukan entahlah aku bingung namun aku tak ingin putus asa aku tak ingin berderai air mata. namun sejujurnya aku lelah. kadang pelukan putri kecilku membuat ku tenagn sejenak namun kadang semua itu teringat dan membuatku tak tenang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar